
Setalah mempelajari cara
memilih Indikator Trading, sekarang kita akan membahas tentang cara kerja indikator yang ada dalam Metatrader.
Tetapi saya tidak akan membahas satu per satu dari indikator tersebut karena
jumlah indikator di Metrateder 4 ada lebih dari 30 indikator. Oleh karena itu,
saya akan meringkasnya dengan menjelaskan beberapa indikator yang sering
dipakai oleh para trader.
Relative Strength Index
Relative Strength Index atau RSI digunakan untuk menghitung
perbandingan antara kenaikan dan penurunan harga. Nilai yang
dipergunakan RSI adalah 0-100. Fungsi dari indikator RSI adalah untuk
mengetahui apakah harga sedang Overbought atau Oversold.
Penggunaan RSI
Kalau kita menggunakan indikator RSI, bila harga RSI bernilai sangat
tinggi ( di atas 80) maka waktunya untuk Open Sell dan bila nilai RSI
rendah (di bawah 20) berarti waktunya untuk melakukan Open Buy.
MACD
Moing Average Convergence Divergence adalah indikator yang berfungsi
untuk menunjukkan tren yang sedang terjadi. Di dalam MACD terdapat 2
garis yaitu Signal line dan MACD line. Untuk signal line biasanya
berwarna merah, dihitung dalam rentang waktu 9 hari, sedangkan MACD line
dihitung dari pengurangan selama 26 hari dan 12 hari. MACD juga dapat
digunakan untuk mengetahui kapan waktu untuk buy dan kapan waktu untuk
sell.
Penggunaan MACD Bila MACD posirif dan MACD line
memotong signal line dari bawah ke atas maka saatnya buy dan jika MACD
negatif dan MACD line memotong signal line maka saatnya sell.
Parabolic SAR
Parabolic SAR (Stop and Reversal) digunakan untuk mengetahui kapan
terjadinya perubahan tren harga. Parabolic SAR digambarkan dengan
titik-titik di atas atau di bawah grafik.
Penggunaan Parabolic SAR
Jika indikator Parabolic SAR berada di bawah harga, maka waktunya untuk
buy, dan jika Parabolic SAR berada di atas harga maka waktunya untuk
sell.
Moving Average Moving Average atau MA adalah indikator yang sering sekali digunakan para trader.
Fungsi indikator
ini digunakan untuk menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu
instrumen finansial dalam suatu rentang waktu. Biasanya digunakan dalam
waktu 5 hari, 10 hari, 20 hari, 50 hari, 100 hari, atau 200 hari. Ada 4
variasi MA yang digunakan dalam
analisis teknikal, yaitu:
- Simple Moving Average (SMA)
- Linear Weighted Moving Average (LWMA)
- Exponential Moving Average (EMA)
- Smoothed Moving Average (SMMA)
Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian dan perbaedaan dari 4 variasi
MA adala sebagai berikut, Attach indikator Moving Average kedalam chart,
maka akan tampil gambar seperti di bawah ini.
Dari gambar tersebut, kita bisa memilih variasi MA, baik Simple,
Exponential, Smoothed, Linear Weighted. Untuk membedakan keempat variasi
di atas, maka akan saya berikan warna yang berbeda dengan periode yang
sama. Untuk mengubah warnanya, Anda bisa mengubahnya pada kolom style.
Pasa variasi Simple Moving Average (SMA) saya akan beri warna merah,
sedangkan untuk variasi Exponential Moving Average (EMA) dan smoothed
Moving Average (SMMA) kita berikan warna kuning dan biru, dan untuk
Linear weighted Moving Average (LWMA) kita akan berikan warna putih.
Dengan memberikan warna pada 4 variasi tersebut, maka kita bisa melihat
manakah dari keempat variasi tersebut yang sensitif, dan mana yang tidak
sensitif dalam merespon harga.

Dari keempat variasi Moving Average di atas, ternyata yang paling
sensitif (paling cepat merespon perubahan harga) adalah jenis SMA, EMA
dan LWMA. Maka dari itu, ketiga variasi tersebut biasanya sering dipakai
untuk bertransaksi jangka pendek. Sedangkan SMMA adalah variasi MA yang
kurang sensitif dlam merespon perubahan harga, dan biasanya dipakai
untuk transaksi jangka panjang. Semakin sensitif indikator akan sangat
membantu untuk memprediksi harga, namun terkadang semakin sensitifnya
indikator juga sering memberikan false signal (sinyal yang dihasilkan
bisa saja salah atau tidak berlangsung lama). Jika anda ingin bermain
aman, maka pilihan yang paling cocok adalah menggunakan variasi SMA
dibandingkan dengan variasi yang lainnya. Tetapi jangan anda bermain
yang
beresiko,
dalam arti untungnya besar akan tetapi resikonya juga besar. Anda bisa
memilih variasi SMA karena lebih sensitif dalam memberikan sinyal.
Walaupun demikian, semua variasi indikator hanya berfungsi sebagai alat
bantu dalam membuat keputusan, sedangkan kitalah yang sebenarnya
menentukan keputusan tersebut berdasarkan petunjuk indikator.
Penggunaan Moving Average
Penggunaan MA sangat sederhana, anggaplah kita membuat MA dengan
periode 8 (merah) dan 12 (biru). Maka ketika MA periode 8 memotong MA
periode 12 dari atas kebawah, maka itu berarti sudah saatnya bagi kita
untuk sell. Begitu juga sebaliknya jika MA periode 8 memotong MA periode
12 dari bawah ke atas, maka saatnya untuk buy.
Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator adalah indikator yang menunjukkan lokasi harga
penutupan terakhir dibandingkan dengan range harga terendah atau
tertinggi selama periode waktu tertentu.
Penggunaan Stochastic Oscillator
Penggunaan Stochastic Oscillator adalah, jika nilai Stochastic di atas
80 dan dikatakan overbought, itu berarti sudah waktunya untuk sell,
namun jika nilai Stochastic di bawah 20 dan dikatakan oversold, itu
berarti sudah waktunya untuk buy. Begitu juga dilihat dari garis %K dan
%D. Jika %K memotong %D ke atas, berarti waktunya untuk buy. Dan jika %K
memotong %D ke bawah berarti waktunya untuk sell.
William Percent Range
William Percent Range (WPR) adalah indikator yang berfungsi untuk
menunjukkan apakah suatu harga sudah overbought atau oversold. Harga
yang sedah overbought cenderung turun, sedangkan harga yang sudah
oversold cenderung untuk naik. Nilai untuk indikator adala 0-100.
Penggunaan William Percent Range
pada prinsipnya, penggunaan indikator ini sangatlah mudah. Bila harga
bernilai sangat tinggi, di atas -20, maka waktunya untuk sell dan bila
harga bernilai sangat rendah, di bawah -80, maka waktunya untuk buy.
Bollinger Bands
Bollinger Bands merupakan indikator yang dibuat dari dua buah garis
yang berada pada standar deviasi tertentu dari garis tengah. Bollinger
Bands digunakan untuk mengetahui volatilitas suatu harga. Indikator ini
akan melebar saat harga bergerak fluktuatif, dan akan menyempit bila
harga bergerak relatif datar.
Penggunaan Bollinger Bands Cara penggunaan
indikator
Bollinger Bands adalah jika harga menyentuh garis atas maka waktunya
kita untuk sell. Begitu juga sebaliknya, jika harga menyentuh garis
bawah maka waktunya untuk buy. Tetapi perlu diketahui bahwa ketika harga
keluar dari garis atas ataupun garis bawah, kemungkinan besar
pergerakan harga tersebut akan terus berlanjut.
Money Flow Index
Money Flow Index (MFI) dikembangkan oleh Laszlo Biriyi, Jr. Indikator
ini mengukur seberapa besar aliran uang masuk dan keluar dari suatu
produk sekuritas. Indikator ini hampir sama dengan indikator Relative
Strength Index (RSI), bedanya adalah indikator RSI hanya memperhitungkan
harga, sedangkan indikator MFI juga memperhitungkan volume.
MFI
membandingkan aliran uang positif dan aliran uang negatif untuk
mendapatkan suatu indikator, yang kemudian dibandingkan dengan harga.
Hal ini dilakukan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan suatu tren.
Seperti halnya RSI, indikator MFI juga menggunakan skala 0-100 dan
biasanya menggunakan periode 14 hari. Semakin besar jangka waktu periode
yang digunakan, pergerakan naik-turunnya indeks MFI akan lebih halus
dan lebih stabil.
Rasio uang positif terjadi jika harga khusus
untuk hari ini lebih besar dari harga khusus kemarin. Sedangkan rasio
uang negatif terjadi jika harga khusus untuk hari ini lebih kecil dari
harga khusus kemarin. Besarnya harga uang positif dihitung sebagai
penjumlahan aliran uang yang positif sebanyak periode yang ditentukan.
Begitu pulsa besarnya uang negatif dihitung sebagai penjumlahan aliran
uang negatif sebanyak periode yang ditentukan.
Penggunaan Money Flow Index
Penggunaan indikator MFI hampir sama dengan penggunaan indikator RSI,
yaitu dapat digunakan sebagai indikator pembalikan arah tren
(divergence) atau sebagai indikator terjadinya titik jenuh beli
(overbougth) ataupun titik jenuh jual (oversold).
Jika arah
pergerakan indikator MFI berlawanan dengan arah pergerakan harga suatu
produk, maka dapat dipastikan akan terjadi perubahan arah tren harga.
Namun demikian keadaan seperti ini dapat berlangsung dalam jangka waktu
yang lama, baru kemudianterjadi perubahan arah tren harga. Karena itu,
sebaiknya penggunaan indikator ini digabungkan dengan penggunaan
indikator lainnya.
Dengan menggunakan metode tersebut, kita
dapat mendapatkan perkiraan bahwa sinyal beli akan muncul jika arah
pergerakan MFI naik, sementara arah pergerakan harga menurun. Sebaliknya
sinyak jual muncul jika arah pergerakan indikator MFI turun, sedangkan
arah pergerakan harga naik.
Indikator MFI juga dapat digunakan untuk menentukan apakah terlalu banyak ataukah masih terlalu sedikit volume yang sedang
diperdagangkan.
Jika sudah terlalu banyak volume yang diperdagangkan, maka akan terjadi
kedaan jenuh beli sehingga investor cenderung turun. Jika kita
menggunakan metode yang didasarkan oleh volume, maka sinyal jual (sell)
muncul jika MFI berada di atas 80 dan sinyal beli (buy) muncul jika MFI
berada di bawah 20.
Thank To
Ardian Tokotua